Ibnu Abbas pernah bertanya kepada ‘Atha bin Abi Rabah,
“Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”
“Ya,” jawab ‘Atha.
Ia berkata, “Wanita berkulit hitam itu. Dia pernah datang kepada Nabi saw., lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku sering tersingkap (saat penyakitnya kambuh, peny.). Karena itu doakanlah aku agar Allah menyembuhkan penyakitku.’ Nabi saw. berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bisa bersabar dan bagimu surga. Jika engkau mau, aku akan berdoa agar Allah menyembuhkan dirimu.’ Wanita itu menjawab, ‘Aku memilih bersabar saja. Namun, tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku sering tersingkap. Karena itu doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’ Lalu Nabi saw. pun mendoakan wanita itu.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Saudaraku Tercinta , khususnya wanita Muslimah, penyakit ayan bukanlah penyakit ringan. Selain susah sembuh dan sering kambuh, penyakit ini bisa mengundang aib bagi penderitanya maupun keluarganya. Apalagi jika penyakit itu diderita oleh seorang wanita. Betapa besar rasa malu yang sering ditanggung penderita penyakit ayan dan keluarganya karena banyak orang masih menganggap penyakit ini sebagai penyakit yang menjijikkan.
Namun, renungkanlah perkataan wanita berkulit hitam penghuni surga dalam riwayat di atas. Apakah kita menyaksikan satu kata saja meluncur dari lisannya yang menunjukkan bahwa ia membenci qadha’—yakni penyakit ayan—yang kebetulan menimpa dirinya? Apakah ia mengeluhkan penyakit ayan yang ia derita? Apakah ia merasa malu karena menderita penyakit tersebut? Tidak! Bukan itu yang ia keluhkan. Bukan itu yang membuat ia malu. Ia mengeluh dan merasa malu karena auratnya sering tersingkap saat penyakitnya kambuh. Padahal saat penyakit ayan itu datang, ia tentu dalam keadaan tak sadar. Jika pun tersingkap auratnya dalam keadaan tidak sadar alias hilang akal, tentu ia tidak berdosa.
Namun, demikianlah penghuni surga. Wanita berkulit hitam ini tetap sangat khawatir bila auratnya tersingkap meski dalam keadaan sakit dan tidak sadar. Bagaimana dengan kebanyakan wanita zaman sekarang, yang saat sehat dan dalam keadaan sadar pun, rela bahkan acapkali bangga memamerkan aurat mereka?
0 komentar:
Posting Komentar